Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

2 Perupa Cilik Yogyakarta Pamerkan Karya Daur Ulang Sampah

image-gnews
Karya Bintang Tanatimur di Sangkring Art Project Yogyakarta. TEMPO | Shinta Maharani
Karya Bintang Tanatimur di Sangkring Art Project Yogyakarta. TEMPO | Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua perupa cilik asal Yogyakarta, Bintang Tanatimur dan Rozzan Favian Jiwani berkolaborasi membuat karya seni dengan memanfaatkan barang bekas atau daur ulang. Bintang dan Rozzan yang berumur 13 tahun memamerkan puluhan karya seni berupa lukisan, instalasi, dan keramik di Sangkring Art Project Yogyakarta, 1 - 28 April 2019. Pameran itu diberi nama #kEPOINaJA.

Baca: Bandara NYIA Yogyakarta Beroperasi Mulai 29 April 2019

Tengoklah karya Bintang yang menggunakan bahan kardus bekas pembungkus sepatu, kartu undangan, kardus roti, bungkus lampu, koran bekas, wadah berondong jagung, dan kartu undangan. Karya berjudul Raya Kaya bertarik 2019 misalnya menggunakan bahan koran bekas yang Bintang gambari dengan cat akrilik. Karya berukuran 69 x 38 sentimeter ini penuh dengan coretan warna warni berbentuk kotak dan gambar rumah.

Pada karya seni instalasi berjudul Perebutan Tanah Suci, Bintang menciptakan wadah berondong jagung atau popcorn yang digantung. Wadah bekas itu digambar dengan warna merah dan putih. Di dalam wadah tersebut terdapat dua karakter yang sedang berperang. Keduanya berupa patung mini atau mainan. Salah satunya mainan dengan citraan koboi. Dua karakter itu sedang berebut minyak di tanah suci yang kaya.

Bintang menyuguhkan 35 karya seni berkelir aneka warna di ruang pamer itu. Semua bahan berasal dari barang bekas yang dikumpulkan di rumahnya. "Sampah aku manfaatkan biar ada nilainya dan untuk menyelamatkan lingkungan," kata Bintang.

Karya Bintang Tanatimur di Sangkring Art Project Yogyakarta. TEMPO | Shinta Maharani

Kepedulian terhadap lingkungan juga muncul pada karya Rozzan. Lihatlah karya berjudul Helm Ikut-ikutan Iron Man tahun 2016. Rozzan menciptakan kepala tokoh super hero Iron Man dari kardus dengan bahan cat akrilik. Ada juga lukisan berupa citraan komik produksi Marvel, Spiderman berbahan kardus.

Pada lukisan berbahan cat akrilik di atas kanvas berukuran 100 x 100 sentimeter, Rozzan memberi judul Bodyguard of Michael Jackson. Lukisan itu menggambarkan raja pop dunia yang membelakangi sejumlah orang berpakaian seragam serba hitam, kaca mata, dan topi mirip polisi. Rozzan juga memanfaatkan kayu bekas beserta kaca. Dia membubuhkan cat akrilik pada permukaan kayu. Gambar yang ia buat berbentuk manusia yang berdiri mengenakan kaca mata. Karya yang dibuat tahun 2019 ini diberi judul Menemukan Diri Sendiri.

Dua perupa cilik itu punya dukungan yang baik dari orang tuanya ketika berkarya. Bintang merupakan siswa SMP Islam Terpadu Alam "Nurul Islam" Sleman yang sudah melukis sejak umur 4 tahun. Bintang sebelumnya telah menggelar sejumlah pameran, di antaranya pameran tunggal di Galeri Raos Kota Batu Jawa Timur tahun 2016. Dia anak dari pasangan kurator seni Mikke Susanto dan pelukis kaca Rina Kurniyati.

Baca juga: Wisata Kuliner di Yogyakarta, Mampir ke Pasar Raya Boga Yogya

Rozzan adalah siswa SMP Mutiara Persada Yogyakarta. Dia sebelumnya berpameran memperingati Hari Bumi di Jogja National Museum tahun 2012. Rozzan bersekolah di Sekolah Dasar Tumbuh Yogyakarta yang dikenal mengajarkan siswanya untuk peduli lingkungan. Ayah Rozzan, M.A. Roziq juga seniman yang pernah membuat karya seni berbahan daur ulang kertas uang dari Bank Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karya Rozzan Favian Jiwani di Sangkring Art Project. TEMPO | Shinta Maharani

Rozzan dan ayahnya pernah berkolaborasi memanfaatkan benda-benda bekas atau daur ulang. Selain uang kertas rusak, mereka memanfaatkan kanvas bekas dan mainan Rozzan yang tak terpakai untuk digambari menggunakan cat akrilik. Bakat Rozzan sudah terlihat sejak umur 4 tahun lewat coretan-coretan membentuk gambar pada kertas. Ayahnya, yang punya latar belakang dunia fotografi, beberapa kali mengikuti pameran di luar negeri, antara lain Belanda dan Belgia.

Dosen Program Seni Murni ISI Denpasar Bali I Wayan Sujana Suklu menyempatkan datang untuk melihat pameran dua perupa cilik itu di Sangkring Art Project. Dia berpandangan konteks sosial mempengaruhi cara pandang dua bocah tersebut dalam berkarya. Penggunaan bahan daur ulang menunjukkan bagaimana lingkungan sosial memberikan ide besar untuk menghasilkan karya seni.

Karya Rozzan Favian Jiwani di Sangkring Art Project. TEMPO | Shinta Maharani

I Wayan Sujana yang juga perupa berbincang dengan Bintang untuk mendengarkan penjelasan dia tentang gagasan karyanya. Pada karya berjudul Perebutan Tanah Suci misalnya, Bintang menunjukkan penjelasan yang melampaui anak seumur dia. Kemampuan itu menunjukkan Bintang punya bakat sejak bocah.

Dia melihat Bintang punya bekal dengan kemandirian berpikir, karyanya khas dengan warna, bentuk, dan komposisi. Karya-karya yang dipamerkan lahir dari konteks sosial, angan-angan, dan kegelisahan. "Karya-karya itu bisa memjadi bahan refleksi kelak bila dia dewasa," kata dia.

Karya Rozzan Favian Jiwani di Sangkring Art Project. TEMPO | Shinta Maharani

Peneliti seni lukis anak, Djuli Djatiprambudi mengatakan dua pelukis anak tersebut punya bakat yang kuat. Dalam konteks seni lukis anak, yang disebut anak berbakat adalah anak yang memperlihatkan kecenderungan kuat perkembangan visual yang tampil melesat melampaui perkembangan mentalnya. Seni lukis anak sangat berhubungan dengan perkembangan mental dan sosial.

Setiap anak pada dasarnya merupakan pribadi yang unik sekaligus otentik. Unik karena dia menghadirkan gambaran dunia menurut apa yang dia mau. Otentik karena pribadi anak ibarat lembaran putih yang belum direcoki dari luar dirinya. "Anak merekonstruksi atau mereka dunia menurut potensi kognitif, afeksi, dan psikomotoriknya," kata dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

6 jam lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.


Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

18 jam lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

19 jam lalu

Ilustrasi anak sedang menggambar/UNICEF
Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.


Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

19 jam lalu

Perhelatan menyambut Jogja Fashion Week 2024 Kamis (2/5). Tempo/Pribadi Wicaksono
Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

3 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

5 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.